Perkenalkan,
saya murni. Pengalaman
saya masuk di Komunitas Peduli Anak Yatim banyak sekali. Salah satunya dapat
mengetahui anak anak yang masih kecil tapi sudah ditinggalin sama orang tuanya.
Saya dapat tahu bahwa keberadaan orang tua sangat penting dalam hidup kita.
Tujuan
saya masuk di komunitas ini untuk berusaha membahagiakan mereka. Satu hal lagi yang menarik adalah saat mengetahui bahwa, teman sekolah sekaligus
langganan ibuku menjadi pengurus panti asuhan yang kami datangi.
Ariani yang
juga relawan komunitas bercerita kepada saya , Komunitas peduli anak yatim,
pertama kali ia dengar dari seorang teman di salah satu grup Whats App. Hanya membaca nama
komunitasnya saja sudah lebih dari cukup untuk menarik diri bergabung di komunitas
ini.
KPAY ini adalah komunitas sosial pertama yang ia temukan di kampus. Temu
sapa kali pertamanya hanya dihadiri beberapa anggota, mayoritas dari senior.
Awalnya cukup sungkan dengan mereka yang sudah senior tapi karna sifat mereka
yang 'GOKIL' sehingga mencairkan suasana penuh kehangatan.
Yang membuat
saya semakin tertarik adalah di komunitas ini tidak hanya sekedar berkunjung ke
panti, membawakan jajanan, bermain & belajar bersama mereka. Ternyata ada
misi tersembunyi di balik setiap kunjungan (serasa menjadi detektif conan) ,
yaitu memastikan keadaan anak-anak. sebab di zaman sekarang banyak perdagangan
manusia yang berkedok panti asuhan. dari sini saya banyak belajar untuk tetap
bersyukur dan ridho atas apa yg kita miliki saat ini, (... ceritanya panjang
lebar)
Ada hal yang
menarik dalam kunjungan perdananya ke panti bersama KPAY. Kala itu ia berusaha
membaur dan mendengarkan cerita-cerita lucu mereka, diakhir pembicaraan ia
bertanya kepada mereka,
"kalau
nanti kaka kesini lagi kamu mau dibawakan apa? "
"selimut
saja kak"
"selimut?"
"iya"
"kenapa?"
"karna
kalau malam itu dingin dan banyak nyamuk" ucapnya sambil tersenyum.
Bahkan sebagian
dari mereka mengatakan jika mereka tidur tanpa kasur, tanpa selimut hanya
beralaskan tikar. entahlah apakah ucapan mereka itu benar atau tidak, ucapan
yang keluar dari mulut mungil dan jiwa yang polos. Seolah-olah keadaan memaksa
mereka bersikap dewasa.
Sengaja saya
share permintaan mereka dengan harapan beli selimutnya patungan dan tidak
ditanggung sendiri hehe...
Berat sama
dijinjing
Ringan sama
dipikul
Volunteer
: Murni dan Ariani
0 komentar:
Post a Comment