*For ladies only*, CANTIK DI WAJAH,
CANTIK DI HATI
DAN BUAT HIDUP LEBIH BAIK.
Dalam
lamunanku semalam, ubin dan topeng mendatangiku dalam sebuah bentuk kisah
cantik nan indah.
Kisahnya
bermula pada sebuah museum seni terkenal di kota “terserah kamu”. Ketika itu,
Ubin bertanya kepada topeng.
“Hai
topeng. Aku heran kenapa setiap orang-orang yang datang ketempat ini selalu memandangi dan
kagum kepadamu. Padahal sejauh yang aku ingat, kita berasal dari tempat dan
asal yang sama. Sama-sama dari tanah liat. Kau pasti masih ingat ketika kita
berdua sama-sama dilempar ke dalam mobil sebelum diolah layaknya saat ini”
“Hai
juga ubin. Benar sekali kita memang berasal dari tempat dan bahan yang sama.
Aku juga masih ingat dengan kenangan bersama kita dulu. Ketika para pengrajin
mengambil kita dari gundukan tanah didasar sungai. Melempar kita dengan keras
kedalam mobil penumpuk tanah liat,” jawab si topeng.
“Kau
mengakuinya. Lalu apa yang membuatmu lebih diminati dan disukai oleh para
pengunjung museum ini?” ubin bertanya lagi.
“Hai
ubin. Tahukah kau bagaimana aku dibentuk? Sesungguhnya caraku dibentuk jauh
lebih keras dari pada proses pembentukanmu. Dalam pembentukanku, tidak
terhitung berapa kali pengrajin membakar, membentuk dan menghaluskanku, entah
berapa kali aku merasakan tajamnya pisau ukir membentuk wajahku. Selalu
kurenungi betapa perihnya ketika hidungku harus diukir dan dibenarkan
bentuknya, mata dan daguku, begitu juga tangan dan kakiku. Sampai akhirnya aku
menjadi indah seperti ini,” Kisah topeng menjawab keresahan si ubin.
“Sekarang
jelas sudah. Aku sadar proses pembentukanku hanya dilakukan dalam dua kali
proses pembakaran. Sedangkan dirimu jauh lebih banyak daripada aku. Pantaslah
kau lebih indah dan implikasinya, orang-orang lebih menyukaimu.” Angguk si ubin
mengerti.
Adakah
nasehat yang kau dapati dari kisah
lamunanku diatas. Jika belum, maka izinkan aku menambahkan kisah lamunanku yang
lain semalam.
Kali
ini bukan kisah ubin dan topeng, melainkan kisah antara seorang pemuda dan
seorang tua kaya lagi bijaksana. Suatu hari, pemuda tersebut datang hendak
belajar kepada si tua terkait cara dan tips agar dapat bahagia dan menjadi kaya
seperti dirinya.
“Hai
paman, maukah kau mengajariku cara agar aku bisa menjadi bahagia dan sukses?”
pinta sang pemuda ketika bertemu dengan si tua.
“Sayang
sekali, kau tidak datang pada saat yang tepat. Aku harus keluar kota hari ini.
Tapi sebelum itu, aku harus memperbaiki terlebih dahulu mobilku digarasi sampig
rumah. Tidak akan lama, mungkin setengah atau satu jam. Dalam waktu itu, kau
boleh melihat seluruh isi rumahku. Tetapi kau harus membawa sendok dan botol
tinta ini. Selama kau berkeliling melihat-lihat keadaan rumahku, kau harus
menuangkan tinta keatas sendok ini dengan syarat, tinta yang kau tuangkan
keatas sendok tidak boleh terjatuh ke lantai,” Ujar si tua menjelaskan, selagi
menyerahkan sebuah sendok dan sebotol tinta kepada sang pemuda lalu
meninggalkannya.
“Baiklah,”
jawab si pemuda mantap.
Setelah
satu jam, datanglah si orang tua lalu bertanya kepada pemuda tersebut.
“Nak,
setelah satu jam mengelilingi rumahku, apa saja yang engkau lihat?” tanyanya.
“Sama
sekali tidak ada, karena aku sibuk menjaga agar tinta tidak terjatuh keatas
lantai.”
“Nah,
itulah pelajaranmu nak. Jangan sibuk melihat segala sesuatunya pada satu titik,
jangan sibuk menangisi kegagalamu, kesedihan dan masalahmu. Buka matamu lebih
lebar dan melihatlah lebih luas. Jangan hanya melihat satu titik dan fokus pada
masalahmu. Ada banyak keindahan disekelilingmu andai saja kau tidak selalu
fokus pada masalahmu. Seperti halnya yang kau lakukan hari ini. Kau bisa saja
mengabaikan tinta itu dan melihat lebih banyak keindahan rumahku di
sekelilingmu. Hiduplah seperti apa yang kau pelajari hari ini,” pesan si tua
sembari menepuk bahu sang pemuda.
Nah,
itulah lamunanku malam ini. Mungkin kau ingin membaca lamunanku dimalam
berikutnya. Insya Allah.
Special
notes :
“Engkau
wanita muslimah, berjilbablah. Jangan katakan belum siap, hati dulu, apa gunanya
berjilbab kalau munafik dan semua alasan-alasan jadul semacam itu sama sekali
tidak benar, tidak bijak dan menunjukan keawamanmu dalam menempatkan sesuatu
pada tempatnya. Dan percayalah semua alasan-alasan penolakan itu diungkapkan
oleh mereka yang hanya membela diri karena mereka sendiri tidak berjilbab
bahkan tidak mau berjilbab.
Al-Qur’an menyuruh kaum muslimah berjilbab
merupakan sebuah keharusan dalam ajaran islam. Tidak pernah ada ayat Qur’an
terkait berjilbab yang mengatakan kecuali
yang hatinya belum baik, atau yang masih munafik dll. Begitupula tafsirnya.
Jumhur ulama sepakat akan keharusannya. Serta ingatlah, antara berjilbab dan
dosa/sifat seseorang yang berjilbab adalah dua ranah hukum yang berbeda.”.
Wallahu a’lam
0 komentar:
Post a Comment